Sekolah Rumah Hampir 10 Tahun, Jadi Manusia Goa? Pengalaman Homeschooling by Fia
- Yosifia Gundari
- Jul 3, 2020
- 4 min read
Updated: Jan 22, 2022
Hello! Aku adalah alumni siswa sekolah rumah selama hampir 10 tahun.
Aku mulai homeschooling dari kelas 3 SD dan meneruskan sistem ini sampai lulus SMA. Bagi yang belum ngerti apa itu sekolah rumah, bisa baca dulu artikel ini ->
Alasan kenapa memilih sekolah rumah sangat simpel untuk pemikiran seorang anak kelas 3 SD, yaitu kecewa dengan guru di sekolah.
Singkat cerita, aku mendendam masalah dengan guru bahasa Sunda dan beliau tidak mau mendengarkan perspektif anak kelas 2 SD yang dituduh nyontek ini, terus ada guru bahasa Mandarin yang punya senjata penggaris bagi siswa yang tidak bawa buku, dan mungkin ada lagi tapi udah lupa, and anyway that's not important.
Berbeda dengan alasanku, orangtua yang sangat mendukung untuk bersekolah rumah memiliki alasan lain. Mamaku bilang aku adalah anak yang ceria, aktif, dan gampang berteman. Tapi pas TK-B, aku belum bisa membaca dan akhirnya mama dipanggil wali kelas untuk diberitahu bahwa aku harus mengikuti kelas tambahan agar bisa baca.
ditanyalah sama Mama “Bukannya anak TK-B ga harus sudah bisa baca?”,
dijawab bu guru "Kalau yang lain bisa, kenapa anak ibu gabisa?"
Disitulah mamaku menyadari sistem sekolah yang monoton dan mengotak-ngotakan.
Akhirnya anak TK-B ini ikut kelas tambahan, ga punya waktu untuk bermain (yang seharusnya adalah prioritas seorang anak kelas TK), pulang sekolah udah cape, teman-teman udah pulang duluan, merubah kepribadian yang supel, unik dan baik ini WKWK.
Long story short, aku bertahan di sekolah formal sampai kelas 2 SD, karena orangtuaku gamau sekolah rumah jadi pelarian tapi pilihan, jadi aku disuruh hadepin tantangan ini dulu beberapa tahun sebagai bukti bahwa aku pun bisa survive dan kemudian memutuskan untuk memulai sekolah rumah di kelas 3 SD.
Alasan pribadiku dalam memilih HS semakin tahun semakin berubah, pas SMP aku ditawarin buat kembali masuk formal, aku udah mulai mikir yang mana yang lebih baik dan cocok untuk masa depan ini dan akhirnya memutuskan bahwa lebih suka homeschooling.
Di HS aku bisa berteman dengan cakupan yang lebih luas dari umur dan latar belakang yang berbeda-beda, bisa mengembangkan bakat yang ada, mencari potensi baru, punya banyak waktu untuk explore the world, bisa belajar apa aja dan belajar dimana aja.
Menurutku pribadi, cara belajar homeschooling itu efektif dan efisien. Kami menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan cara belajar masing-masing. Selama homeschooling aku dituntut untuk bisa bikin jadwal belajar sendiri, BELAJAR untuk belajar mandiri, belajar untuk punya tanggung jawab atas diri sendiri, tanpa harus dipaksa dan diatur orang. Sehingga hasilnya aku jadi punya motivasi dan kemauan belajar. Terkadang kalau kita belajar dengan dipaksa pada akhirnya ilmu-ilmu tersebut ga nempel di otak, ini sering terjadi pada anak SD yang seharusnya dilatih untuk menyukai belajar dan menemukan potensi dirinya.
Selama aku homeschooling, aku gak mau ngapalin, maunya mengerti dan kemudian sadar kalau ternyata belajar itu tidak menakutkan dan sebenarnya gampang (kaget bukan?).
Satu bab mata pelajaran ternyata bisa dipelajarin dalam sehari, ga butuh tuh belajar dari jam 7 pagi sampe jam 4 sore setiap hari buat nandingin anak-anak sekolah formal. Dengan proyek-proyek dan cara belajar sendiri, membuat semua pelajaran lebih nyambung ke kenyataan dan diinget. Hal ini aku buktikan dengan lulus SD, SMP, dan SMA, bahkan dulu sempet ikut akselerasi dari kelas 5 ke kelas 6. (yang kemudian aksel udah dilarang di kemendikbud), jujur walaupun nilainya pas-pasan di beberapa mata pelajaran, aku tetep bangga bisa lulus dengan cara belajar yang menyenangkan.
Sisa waktunya buat apa?
Buat ngelakuin hobi yang tertunda, memperdalam potensi atau hobi yang dimiliki, atau explore/cari hobi/ilmu baru yang ga diajarin di sekolah formal, bersosialisasi, dan masih banyak lagi seperti layaknya kebutuhan seorang anak yang mempersiapkan diri masuk ke dunia nyata. Beberapa hal yang aku suka dari sekolah rumah salah lainnya itu bisa pake baju tidur buat belajar, ngemil sambil belajar, pagi-pagi udah ke mall dan masih banyak lagi..
Cara belajar
Pertama masuk HS aku didaftarkan di sebuah komunitas homeschooling bernama Pewaris Bangsa, tempatnya di Kosambi, Bandung.
Orangtuaku membimbing pelajaran ku dari SD, tiap minggu bikin jadwal belajar, terus seminggu sekali ikut perkumpulan anak HS buat..... main wkwk.
Diakhir SD aku mulai ikut belajar di komunitas belajarnya Homeschooling Pewaris Bangsa dan jadi salah satu murid dan angkatan pertama komunitas belajar tersebut. Dan terus belajar dengan bimbingan komunitas belajar tersebut sampai lulus SMA untuk ngebantu pelajaran yang udah ga kepegang lagi sama orangtua. Kemudian aku juga pakai pembelajaran online (quipper, zenius, edmodo) dan tentu belajar mandiri (wajib).
Ujian Nasional
Di HS kita pakai ujian Nasional berbasis paket A, B, dan C. Itu adalah saat-saat paling menegangkannya anak HS atau mungkin gw aja ya? Ujian paket ini memorable banget buat ku karena disitu semua anak HS pake seragam hitam putih LOL dan minjem gedung sekolah formal buat dipake ujian HS. Sakin memorablenya ujian nasional, kayanya tahun dimana gw beneran belajar mata pelajaran itu cuma di kelas 6 SD, 3 SMP, dan 3 SMA, deh.. bener-bener kerasa belajar.. sisa 6 tahunnya gatau kemana isinya main doang hehe
Pramuka Homeschooling
Yup! Di Homeschooling (Bandung only), kami punya pramukanya sendiri dengan jumlah anggota yang banyak banget. Beda dengan pramuka di formal, pramuka homeschooling cara belajarnyapun ala homeschooling. Disini pramuka HS sebagai semacam ekstrakulikuler yang boleh ikut boleh engga bagi anak homeschooling di Bandung, jadi siswa yang memilih ikut pramuka berarti memang ingin belajar pramuka.
Pramuka homeschooling belajar lebih dalam tentang pramuka sehingga disini bukan sekedar "formalitas" dan ada fokus tambahan skill yang dipelajari yaitu surviving skill dan life skill. Terimakasih untuk pembina luar biasa yang menghadapi puluhan anak pramuka HS yang unik-unik, Kak Ato dan Alm. Kak Idwar.
Well awalnya aku engga suka pramuka karena dulu pas SMP aku bener-bener fanatik HS yang anti banget ama seragam dan hal-hal berbau formal, tapi kemudian setelah ikut pramuka ini sadar kalau pramuka kami beda dari yang lain. Pengalaman aku selama pramuka sangat menyenangkan, ada camping, hiking, masak, daur ulang, ujian naik tingkat, pimpin regu dan ambalan, berburu, lomba, berantem, sampai bahkan magang di kaki lima sate.
Kesimpulan
Intinya adalah, aku menikmati saat-saat aku bersekolah rumah dan tidak menyesali mengikuti sekolah rumah. Setelah membandingkan dengan teman-teman yang non-homeschooler aku lihat kita sama aja, hanya cara belajarnya saja yang berbeda.
Thank you for reading! Check out the other articles on my blog!
Comments