top of page

Pengalaman Ikut Kelompok Belajar HS Pewaris Bangsa

  • Writer: Yosifia Gundari
    Yosifia Gundari
  • Jul 10, 2020
  • 3 min read

Updated: Aug 13, 2020


Hello! Kali ini aku mau cerita tentang pengalaman mengikuti kelompok belajar homeschooling dari Pewaris Bangsa..

Jadi Komunitas Homeschooling Pewaris Bangsa memiliki kelompok belajar yang disediakan bagi murid yang mau ikut. Aku sudah mengikuti komunitas belajar ini sejak kelas 4 SD, Pas kelas 3 aku masih tok belajar sama orang tua dan adek, dan ikut perkumpulan yang terdiri dari empat keluarga homeschooler setiap minggunya.


Salah satu anak dari perkumpulan tersebut sebut saja Ishak, ikut belajar dengan kami untuk belajar matematika dengan Mama, kemudian diikuti oleh adiknya dan berlanjut terus karena info dari mulut ke mulut untuk belajar dengan Mama. Eh, makin lama makin banyak dan sekarang menjadi sebuah komunitas belajar dan memiliki murid sekitar 70 orang dari kelas SD sampai SMA. Disini mereka menyediakan beberapa fasilitas seperti ruang kelas yang besar, tutor yang membimbing, buku-buku, permainan, proyek, dsb. Mirip-mirip seperti bimbel.


Tahun 2011, pada saat komunitas ini hanya terdiri dari sekitar 5-10 orang, angkatan tersebut disebut sebagai angkatan lorong karena tempat belajarnya numpang di lorong rumah Mamaku. Mulai dari SD sampai SMA kami belajar di meja yang sama dan hampir tiap hari kami kumpul untuk belajar sekitar 1-2 jam di meja besar yang sama, sisanya makan bareng dan main sampai sore atau sampai mereka dijemput.

Aku masih inget banget, dulu buat belajar di komunitas bener-bener ga pake mandi, pakai baju tidur, ileran, apa adanya, dan bahkan kadang dibangunin sama temen-temen yang udah dateng duluan. Rasa kekeluargaan kami sangat kental dan menjunjung tinggi solidaritas #ea


Pengalaman ujian nasional juga tidak terlupakan, di tahun aku akan ujian paket A (SD), aku dan temanku yang sama-sama akan ujian diisolasi bareng di satu ruangan agar fokus belajar dan mengerjakan tryout.

Tahun 2012, mulai aku SMP, makin hari murid makin banyak yang tertarik untuk belajar bareng sehingga harus merekrut tutor, dan kelas lorong tersebut merembet ke ruangan-ruangan lainnya dengan semakin bertambahnya murid. Kini SMP & SMA dipisah dengan kelas SD yang memiliki tutornya sendiri.

Jadwal kelompok belajar ini biasanya dimulai dengan devotion dulu di jam 9.30, semacam renungan pagi atau motivasi ringan atau bahkan games untuk memulai hari. Kadang devotion pun juga dipakai untuk konsolidasi dengan temen yang berantem. Kemudian kami belajar bareng sesuai tema bulanan di jam 10.00 sampai jam 12.00, lalu cari makan bareng dan lanjut main.

Tahun 2015, aku mulai masuk SMA dan kelompok belajar ini semakin besar. SMP dan SMA kini dipisah setelah devotion karena jumlah orang yang banyak. Tapi tidak menutup pertemanan antar SMP dan SMA, kami tetep main, ngobrol, dan jalan-jalan bareng. Kadang kelompok belajar mengadakan acara bareng yang melibatkan dari SD-SMA seperti field trip atau acara 17 Agustus-an.

Rasa kekeluargaan kami tetap bertahan dan aku berteman dengan siapapun mereka yang datang untuk belajar di komunitas, kami selalu berusaha untuk menjadi teman yang baik bagi mereka. Aku selalu inget nasehat Mama untuk dapat menjadi tuan rumah yang baik bagi mereka, yang dapat merangkul, menerima mereka apa adanya, dan menjadi teman mereka agar mereka tidak merasa sendiri. Teman-teman kami datang dari banyak kalangan, mulai dari yang berkekurangan sampai kaya raya, berkebutuhan khusus, pinter banget, sulit berbicara, macem-macem. Tapi yang kami pedulikan hanya kepribadiannya, ada yang gampang berteman, ada yang harus dibujuk-bujuk dan penuh pdkt, ada yang harus dipaksa biar temenan, setiap anak yang datang, mereka berbeda satu sama yang lain dan aku terus belajar untuk memahami kepribadian mereka. Selalu ada tantangan baru. Tiap teman baru, aku slelau mendapat pelajaran dan tantangan baru. Semirip apapun dia dengan temanku yang lain, mereka selalu unik. Setiap tahunnya ada yang datang dan ada yang pergi, entah mereka lulus/pindah rumah/sekolah formal. Ketika satu orang tidak ada dan satu orang lain menggantikan, rasa dan suasananya terus berganti, setiap tahun selalu ada kekonyolan baru, keseruan baru, kebahagiaan baru, suka duka baru dan tentu saja kepergian.

Memang banyak yang datang dan pergi, kepergian sudah menjadi hal yang biasa tapi di tiap kepergian pasti ada kesedihan sendiri yang tidak bisa diucapkan. Mulai tahun 2017, kami mengadakan acara perpisahan bagi mereka yang akan meninggalkan komunitas ini. Acara dirancang oleh kami sendiri, kami mengadakan games, awarding, surat-suratan, dan makan bareng.

Tahun 2018 juga adalah saat-saat menegangkan bagiku, aku menikmati setiap hari-hari akhir aku belajar di komunitas ini karena tidak terasa udah kelas 12 aja. Sekarang aku harus meninggalkan bukan satu per satu dari temen-temen yang pergi, tapi satu keluarga besar ini, Kelompok Belajar HS PB. Tahun 2017 lalu aku sebagai ketua acara perpisahan, tahun 2018 aku menikmati acara perpisahan tersebut sendiri, pengalaman bersekolah rumah dan mengikuti kelompok belajar adalah salah satu pengalaman terasik dan life changing di hidupku, Thank you for the memories! *now playing Remember Me by Miguel*



Recent Posts

See All

Comments


  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram

Yosifia Gundari

© 2020 by Fia's Quarantine.

Contact

Ask me anything

Thanks for submitting!

bottom of page